clock

Rabu, 30 Juni 2010

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Kesimpulan Umum
* Penelitian serat rami untuk pembuatan selulosa bertujuan, pertama untuk mencari altematif pemanfaatan serat rami yang belum terserap oleh industri tekstil, kedua, untuk membuktikan apakah serat rami dapat dijadikan bahan dasar pembuatan selulosa alfa berkualitas tinggi yang dapat diproses lebih lanjut menjadi nitroselulosa sebagai bahan baku pembuatan propelan dan bahan peledak.
* Dari ketiga unsur tanaman rami yaitu : batang, serat (China grass) dan campuran batang dan serat setelah diproses melalui serangkaian tahapan pemasakan dan pemutihan menunjukkan bahwa serat (China grass) mempunyai kadar selulosa α yang paling tinggi dan sekaligus, kadar pentosan, sari dan lignin paling rendah. Proses pemutihan melalui lima tahapan klordioksida dan ekstraksi serta pencucian secara bemlang dapat menghasilkan pulp putih larut (dissolving pulp) dengan kadar selulosa diatas 90% yaitu antara 94,06% - 98,16% yang memenuhi syarat untuk menghasikan nitro selulosa sebagai bahan baku propelan/bahan peledak.

7.1.2 Kesimpulan khusus
Morfologi Serat. Hasil analisa morfologi serat terhadap tanaman rami, dimana dari ketiga sampel yang ada yaitu batang, serat/CG dan campuran batang dan serat/CG, Serat dari CG termasuk kedalam serat yang panjang yaitu > 4 mm, sedangkan batang rami serta campuran batang dan serat termasuk kedalam serat pendek yaitu < 1 mm, dengan demikian, serat rami kasar/CG merupakan bahan baku pulp larut (dissolving pulp) yang paling baik.
Analisis Komponen Kimia Bahan Baku. Dari analisis komponen kimia, kadar holoselulosa dan selulosa alfa tertinggi diperoleh dari serat rami/CG (selulosa menjpakan komponen utama dalam pulp larut). Holoselulosa merupakan polisakarida yang terdiri atas selulosa dan hemiselulosa. hemiselulosa ditentukan sebagai pentosan. Kadar pentosan terendah diperoleh dari serat/CG yaitu 4,64 %, sedangkan pada batang dan campuran batang dan serat/CG % pentosannya tinggi. Pulp larut kualitas tinggi yaitu dissolving pulp harus sesedikit mungkin mengandung pentosan, sehingga pentosan yang terkandung dalam bahan baku harus dihilangkan dalam proses pembuatan pulpnya. Kandungan lignin dalam serat/CG yang paling rendah apabila dibandingkan dengan batang serta campuran batang dan serat/CG. Hal ini menunjukkan bahwa serat rami/CG dalam proses pembuatan pulpnya dapat mengurangi penggunaan bahan kimia pemasak dan bahan kimia pemutih, sehingga akan mengurangi pencemaran lingkungan.
Hasil Pemasakan (cooking). Dari hasil pemasakan ketiga jenis bahan baku rami pada kondisi pemasakan yang sama, serat/CG menghasilkan rendemen tersaring rata-rata lebih tinggi dan bilangan kappa yang paling rendah, baik untuk proses soda maupun Soda antrakinon (soda-Aq) apabila dibandingkan dengan kedua jenis bahan yaitu batang dan campuran. Hal ini sesuai dengan kandungan holoselulosa dan kandungan lignin dalam bahan bakunya. Bilangan kappa pulp menunjukkan tingkat kematangan atau perkiraan kandungan lignin yang ada dalam pulp.
Proses soda-Aq dengan penambahan antrakinon 0,1 % dapat menghasilkan pulp dengan kualitas yang baik daripada proses soda. Ini dikarenakan antrakinon merupakan katalisator yang dapat mempercepat delignifikasi sehingga dapat mengurangi degradasi karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pemyataan Casey, J.P., 1980 dan Grace, T.M., 1989, bahwa penambahan antrakinon dapat melarutkan lignin lebih sempuma karena lebih banyak terjadi pemutusan ikatan lignin. Antrakinon merupakan salah satu katalisator yang dapat meningkatkan kecepatan pelarutan lignin dan sekaligus meningkatkan stabilitas karbohidrat serta dapat meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat pencemaran zat kimia beracun (karena proses pelarutan lignin yang lebih cepat).

Pemutihan Pulp . Terhadap pulp rami campuran batang dan serat hasil pemasakan proses soda tidak dilakukan pemutihan karena bilangan kappa pulpnya terlalu tinggi (>100) yang akan banyak mengkonsumsi bahan kimia pemutih. Pulp putih yang dihasilkan dengan tahapan DEDED mempunyai viscositas yang cukup tinggi, yaitu 15,68 cP . Begitu juga dengan derajat putih dan rendemen pulp putihnya.
Viskositas pulp putih yang tinggi menunjukan panjangnya rantai selulosa sehingga akan menghasilkan kualitas rayon atau nitroselulosa yang tinggi. Hal ini terlihat pula pada kelarutan dalam NaOH 18 % yang cukup rendah.
Nilai derajat putih masih di bawah 90 % ISO. Hal ini kemungkinan karena air yang digunakan dalam proses masih mengandung mineral (senyawa logam).
Anaiisis Komponen Kimia Pulp Putih. Serat/CG menghasilkan pulp putih dengan kadar selulosa sangat tinggi (di atas 90 %) yaitu berkisar antara 94,04 - 98,16 %. Hal ini terlihat pula dari nilai selulosa beta dan selulosa gamma, pentosan dan kelarutan dalam alkali (NaOH) yang cukup rendah dan memenuhi persyaratan SNI (14-0938-1989).
Serat rami yang diprehidrolisa dan dimasak dengan proses soda maupun proses soda antrakinon serta diputihkan dengan tahapan DEDED dapat menghasilkan pulp putih sebagai bahan baku rayon atau nitroselulosa dengan kualitas yang tinggi.
Viskositas pulp ditentukan dengan metoda Cupri Ethilendiamin (CED). Nilai viscositas pulp putih larut yang diperoleh dengan menggunakan metoda CED cukup tinggi, di atas 9 cP, yaitu berkisar antara 9,99 - 15,68 cP, terutama pulp larut dari jenis serat/CG. Nilai viscositas dengan metoda CED sebesar 9 cP sama dengan 18 cP menurut metoda Cupram (SNI).
7.2 Saran
7.2.1 Saran Untuk Pihak Sekolah
• Pihak sekolah sebaiknya menyedikan sarana dan prasarana yang memadai untuk proses pembelajaran yang efektif.
• Pihak sekolah sebaiknya memperhatikan kinerja para pelajar saat proses pembelajaran.
• Pihak sekolah sebaiknya memberikan pemantapan yang lebih baik kepada siswa-siswinya sejak kelas satu.
• Pihak sekolah sebaiknya lebih memperhatikan kemampuan siswa-siswi dalam bidangnya daripada pembinaan kedisiplinan untuk seluruh program keahlian.
• Pihak sekolah sebaiknya meminimalisasi biaya praktek kerja industri.
• Pihak sekolah sebaiknya memperhatikan kinerja para pembimbing saat praktek kerja industri.
• Pihak sekolah sebaiknya menyesuaikan biaya praktek kerja industri sesuai dengan kenyataan.
• Pihak sekolah sebaiknya lebih memperhatikan siswa-siswinya saat praktek di sekolah, alangkah kurang baiknya jika jadwalnya praktek tetapi kenyataannya tidak.
• Pihak sekolah sebaiknya lebih memperhatikan kepuasan siswa-siswinya selama proses pembelajaran di sekolah.




7.2.2 Saran Untuk Pihak Industri
• Pihak industri sebaiknya lebih memperhatikan siswa –siswi yang prakerin.
• Pihak industri sebaiknya menyiapkan seorang pembimbing untuk siswa-siswi yang sedang prakerin.
• Pihak industri sebaiknya menyediakan fasilitas untuk siswa-siswi yang sedang prakerin
• Pihak industri sebaiknya lebih terbuka kepada siswa-siswi agar ilmu yang kami dapatkan selama prakerin memuaskan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar