clock

Rabu, 30 Juni 2010

BAB VI PEMBAHASAN

BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Macam Pengujian
Macam-macam pengujian untuk memperoleh selulosa alfa dari tanaman rami adalah sebagai berikut:
* Uji Morfologi Serat. Uji morfologi serat dilaksanakan untuk menunjukkan panjang serat dalam keadaan utuh, dalam hal ini panjang serat merupakan sifat utama untuk menentukan kekuatan pulp dan kekuatan kertas.
* Uji Bilangan Kappa. Uji bilangan kappa dilaksanakan untuk menentukan jumlah pemakaian bahan kimia yang digunakan dalam proses pemutihan (bleaching).
* Uji Kadar Selulosa dalam Pulp. Uji kadar selulosa dalam pulp dilaksanakan untuk menentukan kadar selulosa α, γ dan β, yang ada dalam pulp putih maupun pulp yang belum diputihkan.
* Uji Kadar Abu. Uji kadar abu dilaksanakan untuk menentukan kadar abu yang terdapat dalam contoh yang akan diuji (tanaman rami yang terdiri dari batang, serat dan campuran batang dan serat rami).
* Uji Kelarutan Kayu (dalam Air Dingin dan Air Panas). Uji kelarutan kayu dalam air dingin dan air panas dilaksanakan untuk menentukan banyaknya komponen kayu yang larut dalam air dingin maupun air panas , meliputi garam-garam organik, garam-garam anorganik, gula, siklitol, pectin, galaktan, tannin, pigmen, polisakarida dan komponen lain yang temidrolisa.
* Uji Lignin. Uji lignin dilaksanakan untuk mengetahui jumlah lignin yang terdapat dalam kayu dan pulp. Lignin yaitu bagian yang terdapat dalam lamela tengah dan dinding sel yang berfungsi sebagai perekat antar sel, merupakan senyawa aromatik berbentuk amorf. Pulp akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila mengandung sedikit lignin, karena lignin bersifat kaku dan rapuh.
* Uji KadarAir. Uji kadar air dilaksanakan untuk menentukan kebutuhan jumlah cairan pemasak. Demikian pula kadar air pulp untuk menentukan jumlah kebutuhan bahan pemutih.
* Uji Kadar San. Uji kadar sari (ekstrak alkohol-benzena) dilaksanakan untuk mengetahui jumlah kandungannya yang terdapat dalam pulp. Sari (ekstrak) alkohol benzena adalah zat dalam kayu atau pulp yang terekstrasi oleh alkohol benzena sebagai pelarut, dilakukan pada titik didih pelarut dalam waktu tertentu.
* Uji dalam Larutan Natrium Hidroksida Satu Persen. Uji dalam larutan natrium hidroksida satu persen dilaksanakan untuk menyatakan banyaknya komponen yang larut, meliputi senyawa anorganik dan organik, antara lain karbohidrat, tanin, kinon, zat wama dan sebagian lignin.

6.2 Proses Pembuatan Selulosa
6.2.1 Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah batang rami tanpa serat, serat rami kasar(China grass) campuran batang dan serat, dengan berat masing-masingnya 20 gram kering yang dikirim oleh produsen serat rami dari Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Darussalam, Garut. Bahan-bahan tersebut kemudian diserpih/dipotong-potong ukuran 3 - 5 cm dihaluskan kemudian disaring dengan menggunakan saringan 40 mesh dan 60 mesh, hasil saringannya akan lolos di 40 mesh dan tertaHan di 60 mesh. Selanjutnya dilakukan pemasakan, dan sebagian diserbuk untuk dianalisis komponen kimianya per bahan baku.
6.2.2Penentuan Morfologi Serat
Penentuan morfologi serat bertujuan untuk mengetahui dimensi serat dan turunannya. Hal itu dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI). Setiap materi kayu dan bukan kayu bila dilihat dibawah mikroskop, akan terlihat serat-seratnya yang melekat satu dengan yang lainnya. Dari penampang melintangnya serat-serat tersebut mempunyai dinding dan lubang tengahnya yang disebut lumen. Senyawa yang melekat satu serat dengan serat lainnya disebut lignin, yang terdapat didalam Lame/a tengah.
Lapisan dinding serat dibedakan karena molekul-molekul selulosa yang terdapat pada tiap lapisan mempunyai susunan arah melingkar yang berbeda. Dinding serat dapat dibedakan menjadi:
1) Dinding primer; merupakan lapisan paling luardari serat.
2) Dinding sekunder; merupakan lapisan dibawah dinding primer.
6.2.3 Analisis Komponen Kimia Bahan Baku
Analisis komponen kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang terdapat dalam bahan baku, yang terdiri dari kadar holoselulosa, selulosa alfa, lignin, pentosan, ekstraktif, mineral (abu), kelarutannya dalam 1 % NaOH serta kelarutannya dalam air yang dilakukan menurut SNI.


6.2.4 Prehidrolisa
Prehidrolisa bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan (hemiselulosa) dalam bahan baku rami pada waktu pemasakan (cooking). Prehidrolisa menggunakan air lunak (soft water) atau larutan asam encer. Kondisi perhidrolisa adalah sebagai berikut:
1) Temperatur maksimum : 135°C
2) Rasio bahan baku temadap cairan pemasak : 1 : 6
3) Waktu : 1 Jam
Setelah prehidrolisa, filtratnya dikeluarkan (ditiriskan), dan selanjutnya dilakukan pemasakan (cooking).
6.2.5 Pemasakan (cooking)
Pemasakan terhadap batang rami, serat rami dan campuran batang dan serat rami bertujuan untuk mendapatkan pulp belum putih (coklat) dengan menggunakan proses soda dan soda antrakinon (soda-Aq). Pulp hasil pemasakan diouci dengan air lunak panas untuk menghilangkan lindi hitam. Pulp hasil pemasakan selanjutnya ditentukan rendemen dan bilangan kappanya menurut SNI. Kondisi proses pemasakan sebagai berikut:
1) Temperatur : 135°C
2) Rasio bahan baku terhadap cairan pemasak : 1 : 5
3) Waktu menuju suhu maksimum : 1,5 Jam
4) Waktu pada suhu maksimum : 2 Jam
6.2.6 Pemutihan Pulp (bleaching)
Pemutihan pulp hasil pemasakan bertujuan untuk mendapatkan pulp larut (dissolving pulp) putih dengan kadar selulosa a yang tinggi. selulosa alfa yang tinggi. Pemutihan pulp dilakukan tanpa menggunakan klorin (CI2), tetapi menggunakan senyawa klor (CI02) yang dikenal dengan proses elemental chlorine free (ECF), dengan 5 tahapan proses yaitu DEDED (klordioksida awal; ekstraksi-1; klordioksida-1; ekstraksi-2; klordioksida-2). Pulp dari setiap tahap pemutihan dicuci dengan air lunak panas hingga bersih (pH netral). Proses ECF dilakukan untuk menekan atau mengeliminasi dampak negatif limbah kimia terhadap lingkungan. Kondisi proses pemutihan pulp seperti pada tabel 2.



TABEL 2. KONDISI PROSES PEMUTIHAN PULP

PARAMETER

D100
E
D1
E
D2
- CIO2, % 0,22 KN - 1 - 0,5
- NaOH, % - 1 - 1 -
- Konsistensi, % 10 10 10 10 10
- Temperatur, UC 60 70 75 70 75
- Waktu reaksi, menit 65 90 180 90 180

6.2.7 Penentuan Kualitas Pulp Putih. Pulp larut (dissolving pulp) putih yang diperoleh selanjutnya dianalisis komponen kimianya termasuk kadar selulosa alfanya. Selain itu ditentukan pula viskositas dan derajat putih pulpnya, yang terlebih dahulu pulp dibuat lembaran dan dikeringkan dalam ruangan terkondisi pada suhu 23° C selama 24 jam sesuai prosedur SNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar