clock

Rabu, 30 Juni 2010

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Balai Besar Pulp dan Kertas
Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pulp dan Kertas (dulu bernama Balai Besar Selulosa) yang berlokasi di Jalan Raya Dayeuhkolot No. 132 Bandung 40258. Suatu lembaga penelitian yang berada dibawah badan Penelitian dan Pengembangan Industri – Departemen Perindustrian Republik Indonesia, yang mempunyai tugas sebagai pembina teknis dalam bidang industri pulp, kertas dan derivat selulosa serta pencemaran lingkungan.
Berikut adalah gambaran umum dari Balai Besar pulp dan Kertas yang dijadikan lokasi penelitian:
Pada tahun 1951 Dicetuskan gagasan perlunya industri rayon di Indonesia untuk memanfaatkan potensi hasil hutan (kayu) sebagai bahan baku serat rayon oleh DR. Schacht, seorang ahli ekonomi dari Republik Federasi Jerman yang mengunjungi Indonesia. Untuk mempelajari kemungkinan ini pada tahun 1954 DR. R. J. Bisanz, seorang ahli Rayon dari Republik Federasi Jerman, ditugaskan di Jawatan Perindustrian, Kementrian Perekonomian untuk memikirkan lebih mendalam gagasan perlunya industri rayon di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1955 Biro Perancang Negara bersama Balai Penyelidikan Kimia di Bogor, merintis penelitian pendahuluan jenis-jenis kayu yang terdapat di hutan Semangus Sumatera Selatan untuk bahan baku pabrik rayon. Tahun 1957 Biro Perancang Negara membentuk Proyek Rayon yang berkedudukan di Jakarta sebagai bagian dari proyek-proyek istimewa sehingga kegiatan-kegiatan survey dan penelitian dalam rangka pendirian pabrik rayon mengalami kemajuan.
Tahun 1959 Bagian Selulosa pada Balai Penyelidikan Kimia, Bogor dipindahkan ke Bandung dan secara resmi menjadi Laboratorium Rayon sebagai bagian dari proyek Rayon yang berkedudukan di Jakarta. Tahun 1960 Proyek rayon diserahterimakan dari Biro Perancang Negara kepada Biro Industrialisasi, Tahun 1959 Bagian Selulosa pada Balai Penyelidikan Kimia, Bogor dipindahkan ke Bandung dan secara resmi menjadi Laboratorium Rayon sebagai bagian dari proyek Rayon yang berkedudukan di Jakarta. Tahun 1960 Proyek rayon diserahterimakan dari Biro Perancang Negara kepada Biro Industrialisasi, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Tahun 1961 Proyek Rayon bersama “Van Kohorn International Corporation” mengadakan studi kelayakan mengenai pendirian industri rayon yang lengkap di Sumatera Selatan.
Tahun 1962 Proyek Rayon dijadikan dua Proyek yaitu :
Proyek Palembang yang berkedudukan di Jakarta dengan tugas merencanakan dan melaksanakan industri rayon di Palembang
Pilot dan Balai Rayon berkedudukan di Bandung dengan tugas selain melanjutkan penelitian bahan baku untuk industri rayon, juga merencanakan dan melaksanakan pembangunan pabrik rayon skala pilot dengan bantuan tenaga ahli dan peralatan dari Republik Federasi Jerman.
Padatahun 1963 dengan adanya proyek-proyek pabrik kertas yang memerlukan dukungan laboratorium, maka Proyek Pilot dan Balai Rayon dijadikan dua proyek :
Proyek Balai Rayon dan Selulosa yang berkedudukan di Jalan Tamansari 126 Bandung bertugas melaksanakan penelitian-penelitian penggunaan bahan baku, tidak hanya untuk industri rayon tetapi juga untuk industri selulosa lainnya termasuk industri kertas.
Proyek Pilot Rayon berkedudukan di Jl. Raya Dayeuhkolot 158 Bandung bertugas merencanakan dan melaksanakan pembangunan pabrik rayon skala pilot dengan bantuan tenaga ahli dan peralatan dari Republik Federasi Jerman.
Pada tahun 1967 Proyek Balai Rayon dan Selulosa dan Proyek Pilot Rayon diintegrasikan menjadi Lembaga Penelitian Selulosa. Tahun 1968 Menteri Perindustrian RI dan Duta Besar Republik Federasi Jerman pada tanggal 14 Nopember 1968 meresmikan selesainya pembangunan pabrik rayon skala pilot, yang sekaligus merupakan permulaan pelaksanaan kegiatan Lembaga Penelitian Selulosa secara penuh.
SK Pada tahun 1979 Berdasarkan Menteri Perindustrian No. 42 Tahun 1979 dan dikukuhkan dengan Keputusan Presiden RI No. 47 Tahun 1979, Lembaga Penelitian Selulosa berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa yang selanjutnya disebut Balai Besar Selulosa (BBS) yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian. Tahun 1983 Balai Besar Selulosa mendapat tambahan fasilitas penelitian berupa satu unit pabrik pulp skala pilot yang dirancang untuk membuat pulp dengan bahan baku bukan kayu. Fasilitas ini diadakan dalam rangka kerjasama teknik antara Balai Besar Selulosa dan Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk pengembangan pembutan Papan Semen Pulp.
Tahun 1985 Dengan diadakannya perluasan gedung laboratorium, seluruh fasilitas penelitian yang berada di Jalan Tamansari 126 Bandung dipindahkan ke Jalan Dayeuhkolot 158 Bandung. Dengan demikian seluruh fasilitas Balai Besar Selulosa telah berada dalam satu lokasi.
Tahun 2002 Berdasarkan Keputusan menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 780/KEP/MP/XI/2002 tanggal 29 Nopember 2002, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa (BBS) berubah namanya menjadi Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK). Organisasi dan tata kerjanya lebih diarahkan pada peningkatan jasa pelayanan teknis sesuai dengan perubahan visi dalam mendukung masyarakat industri dan perdagangan. Sejak perubahan organisasi tersebut hingga sekarang, BBPK terus berupaya meningkatkan kemampuannya antara lain peningkatan kemampuan SDM, sarana dan prasarana kerja dan pengadaan peralatan laboratorium.
Sehubungan dengan pemisahan Departemen Perindustrian dan Perdagangan menjadi Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan serta dalam rangka menyesuaikan misi organisasi dengan kebutuhan nyata masyarakat industri dibidang teknologi industri pulp dan kertas, maka perlu menyempurnakan Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pulp dan Kertas yang
























2.2. Struktur Organisasi Balai Besar Pulp dan Kertas








2.3. Visi dan Misi
1. VISI
Menjadi Pusat Pelayanan Yang Unggul dan Terpercaya di Bidang Pulp, Kertas dan Lingkungan
2. MISI
Meningkatkan Jumlah Dan Mutu Pelayanan Jasa Riset, Standardisasi, Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, Rancang Bangun, Pengembangan Kompetensi, Konsultansi, Alih Teknologi Di Bidang Pulp, Kertas, Produk Terkait Serta Lingkungan.
2.4. Jasa Pelayanan Teknik
1. Penelitian dan Pengembangan
Melaksanakan jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan bahan baku; bahan penolong; proses pembuatan pulp, kertas dan derivat selulosa; dan lingkungan.
2. Pelatihan Teknis
Melaksanakan jasa pelayanan teknis dalam bidang pelatihan yang meliputi analisis kebutuhan training; pengetahuan bahan baku; teknologi proses dan produk; produksi bersih; pelatihan berbasis kompetensi dan ekolabel.
3. Pengujian
Melaksanakan jasa pelayanan teknis pengujian bahan baku, produk dan limbah (cair, padat dan gas).
4. Konsultansi
Melaksanakan jasa pelayanan teknis perancangan IPAL; pemanfaatan limbah padat; monitoring kualitas air, udara dan limbah padat; audit energi; pemeliharaan pabrik; commissioning; manajemen air; problem solving.
5. Kalibrasi
Melaksanakan jasa pelayanan teknis kelibrasi mesin dan peralatan uji pulp dan kertas.
6. Rancang Bangun Dan Perekayasaan
Melaksanakan jasa pelayanan teknis rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses pembuatan pulp dan kertas, dan pabrik.
7. Sertifikasi
Melaksanakan jasa pelayanan teknis sertifikasi sistem mutu lingkungan, produk dan ekolabel.
8. Standardisasi
Melaksanakan jasa pelayanan teknis standardisasi bahan baku dan produk.

2.5. Kerjasama Litbang Yang Telah Dilakukan
Kerjasama penelitian dan pengembangan serta pengujian bahan baku, bahan penolong, proses penanganan limbah dan disain IPAL telah dilakukan dengan berbagai industri dan litbang dalam negeri yang terdiri dari:
- Industri pulp dan kertas
- Pemasok bahan kimia
- Lembaga litbang lainnya
- Perguruan tinggi
- BUMN
- Pemerintah daerah
- Industri terkait lainnya.
Kerjasama telah pula dilakukan dengan lembaga luar negeri, seperti : NIRE, NIMC, AOTS, JSPS, JETRO, JICA, FAO, UNIDO, UNEP, KLĂ–CKNER, SIDA.

2.6. Fasilitas
1. Laboratorium Proses Pembuatan Pulp & Kertas Serta Derivat Selulosa
Laboratorium proses pembuatan pulp dilengkapi dengan peralatan diantaranya: digester berputar (autoclave), digester sistim RDH (Rapid Displacement Heating), digester sirkulasi (MK), pengurai serat pulp, flat screen, pencabik pulp (shredder), pulp washer, pengepres pulp, penentuan bilangan kappa dan kebutuhan bahan kimia pemasakan atau pemutihan, pemutihan pulp, pembuatan lembaran (handsheet), PFI mill, Niagara dan Valley beater, CSF dan SR freeness tester, automatic sheet press, disc refiner, fiber classifier.
Laboratorium proses pembuatan kertas dilengkapi dengan peralatan hidropulper, paper handsheet making, deinking, Niagara dan Valley beater, paper dryer, callendar, paperstock press, fiber classifier, pemutihan, desintegrator, digester, refiner, proofercoater, CSF freeness tester.
Laboratorium proses pembuatan derivat selulosa dilengkapi dengan peralatan untuk pembuatan viscose rayon dan benang rayon.
2. Laboratorium Lingkungan
Laboratorium lingkungan dilengkapi dengan peralatan pengolahan limbah cair seperti moving bed biofilm reactor, activated sludge system selector, pengolahan anaerobic dan UASB (Up-flow Anaerobic Sludge Blanket).
3. Laboratorium Uji : Bahan Baku, Produk dan Lingkungan
Laboratorium ini sudah diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN). Dan juga sesuai Keputusan Gubenur Jawa Barat No. 660.31/Kep.972-BPLHD/2004 tanggal 21 September 2004 menunjuk laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas untuk melakukan pengujian Mutu Air dan atau Air Limbah hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri.
Peralatan uji yang dimiliki antara lain tensile tester, elrepho dan hunter reflectometer, AOX-analyzer, stereo microscope, Instron, tearing tester, bursting tester, IGT, gloss, charge measurement, Cobb, porosity, caliper, sheet formation tester, DDJ, abrasive tester, fluter, RCT, FCT, stiffness tester, GC, GCMS, HPLC, AAS, spectrophotometer, TCLP, BOD, COD, pH meter, pengukuran emisi udara.
4. Laboratorium Kalibrasi
Alat dan bahan yang tersedia di laboratorium kalibrasi antara lain alat dan bahan standar yang dipakai untuk kalibrasi peralatan uji pulp dan kertas, yaitu gloss, massa standar, foil untuk bursting tester, standard hygrometer, standard brightness, tensile checker, folding endurance tester, dead weight tester.
5. Pilot Plant Untuk Pembuatan Pulp
Pilot plant yang dimiliki Balai Besar Pulp dan Kertas sekarang ini adalah pilot plant untuk pembuatan pulp kayu dan bukan kayu dengan kapasitas masing-masing 500 kg dan 600 kg pulp per batch.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar